Kamis, 02 Mei 2013

Mencari Rumput Teki di Sukawana


 http://bandung.panduanwisata.com/files/2011/08/Jayagiri5.jpg 

Ini tentang pelajaran Biologi semasa saya masih kelas 6 SD. Pada saat itu ada pembahasan mengenai jenis-jenis perkembang biakan tumbuhan, salah satunya menjelaskan tentang perkembang biakan rumput teki yang dipaparkan bahwa perkembang biakannya  dengan cara geragih dan termasuk perkembang biakan vegetatif juga. Karena rumput teki adalah salah satu rumput yang baru  kita dengar dan lihat bentuknya di buku waktu itu, setelah kita pulang kita dapat tugas dari sang guru untuk mencari rumput teki tersebut di sekitar rumah kita masing-masing diharapkan kita bisa bennar-benar mengenalnya. Walau sudah melihat di buku bagaimana bentuk rumput teki dan penjelasannya tapi kita masih bingung rumput itu tumbuh di mana dan sebesar apa. Akhirnya kita membentuk kelompok dengan teman-teman untuk bekerja sama mencari rumput teki yang menjadi permasalahan waktu itu. Kurang lebih 6 orang sedang berunding untuk menentukan hari pencarian si rumput langka bagi kita saat itu ialah rumput teki yang memiliki daun panjang kecil dan berkembang biak dengan cara geragih . Akhirnya di sepakati minggu pagi dan pencariannya kita alokasikan di suatu tempat yang lumayan jauh dari rumah, mungkin bisa mencapai hampir satu jam untuk menempuhnya yaitu di suatu hamparan kebun teh  yang indah terletak di kawasan Sukawana. Satu pun dari kita tidak ada yang menolak walau jaraknya cukup jauh dan cukup sepi disana, tapi indah pemandangan dan sejuknya Sukawana yang membuat kita menyetujui langsung kesepakatan itu.
Hari minggu itu telah tiba dimana saya dan kawan-kawan tengah siap untuk menuju tempat dimana hamparan hijau nan indah itu berada. Sebelum sampai kawasan itu kita harus melalui jalan dimana jalan itu adalah jalan yang melalui pemakaman umum dan Desa Kancah yang merupakan desa tetangga sebelah paling dekat. Satu kendala bagi saya yang mana waktu kecil merupakan anak yang sangat penakut dan sangat percaya dengan sosok hantu harus melewati jalanan sepi yaitu pemakaman umum. Konon katanya sering ada hantu gentayangan dan dikatakan juga belum lama itu ada pembongkaran kuburan di sana. Informasi itu membuat saya semakin mengkerut, hingga di sepanjang jalan saya hanya berani jalan di tengah-tengah mereka, tidak mau di depan, di belakang maupun di pinggir. Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit kita menempuh perjalanan dan pemakaman umum itu tengah saya lewati dengan sedikit keringat dingin dan muka pucat karena ketakutan, desa Kancah pun kini sudah terlihat dengan nampaknya tanaman-tanaman bunga Ros liar di pinggir-pinggir jalan dan semak-semak yang berarti perjalanan menuju Sukawana pun sudah separuh perjalanan. Jalan yang waktu itu masih belum menggunakan aspal melainkan hanya bebatuan yang membuat jalanan terlihat tidak rata dan terjal itu tidak menjadi hambatan semangatnya kami ingin berjumpa dengan kebun teh indah Sukawana. Di benak kami kini yang tersirat hanya lah pemandangan indah dan sejuknya Sukawana bukan rumput Teki yang awalnya menjadi target kita berangkat kesana. Kini sedikit demi sedikit kita sudah melewati desa Kancah yang cukup ramai dengan penduduknya itu dan tengah terlihat sedikit demi sedikit hamparan hijau dan bau has kebun teh Sukawana yang selalu saya rindukan. Melihat kebun teh kita langsung berlarian dan berkejaran sembari bersorak kesenangan. Kita berlarian di sela-sela baris kebun teh yang meliuk-liuk dan turun naik. Sesekali kami melakukan perosotan bah perosotan anak TK saat menemukan terjal tinggi dan turun ke bawah, tak peduli celana menjadi kotor dan penuh tanah. sungguh gembiranya kami menikmati sejuk Sukawana tercinta itu, pemandangan yang membuat mata segar dan nyaman dengan di hiasi pula pemandangan kukuhnya gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara sukawana menambah indahnya dunia kami saat kami berada di sana. Anak-anak kecil ini lupa akan tugasnya mencari rumput teki yang kami fikir itu banyak terdapat di sana. Setelah cukup lama kami menikmati Sukawana akhirnya kami memutuskan untuk kembali focus pada tujuan si rumput teki. Walau sudah sampai di sana kami malah menjadi bingung dengan rumput teki yang seperti apa, begitu banyak macam ruput yang terdapat disana bahkan memiliki bentuk yang hampir sama. Kami berjalan-jalan menelusuri kebun teh tapi malah membuat kami semakin bingung dan kami merasa lelah akan rumput itu. Kami kini merasa kecewa karena diantara kami memang tidak yakin akan rumput-rumput yang berada di sana. Hari mulai sedikit panas dan haus sudah terasa karena diantara kami tidak ada yang berbekal air minum saat itu. Dengan rasa sedikit kesal dan capek akhirnya kami memutuskan untuk pulang dengan tangan kosong tanpa hasil sama sekali walau tugas harus di kumpul beberapa hari lagi. Tapi biarlah kita sudah menyerah akan rumput teki, yang pasti untuk hari itu adalah kegembiraan telah kami dapatkan lewat indahnya kebun teh sukawana. Andai aku bisa pulang ke kampung halaman pasti daerah pertama yang aku ingin temui itu adalah yakni Sukawan

0 komentar: