Senin, 03 Juni 2013

Puisi Untuk Murabbi



Puisi Untuk Murabbi

Banyak hal yang ia ajarkan
Tentang arti hidup dan membuat hidup berarti
Dia berjuang dijalan Allah, dan hanya untuk Allah
Imbalan apakah yang ia tuntut dari kita para mutarabbi?
Melainkan ridha Allah serta memperjuangkan agama Allah semata
                                                                             
Murabbi…
Pengorbananmu membuat kami terbangun
Tersadar dari lelapnya dunia pana
yang melupakan kami tentang arti perjuangan sesungguhnya
yaitu perjuangan di jalan Allah
Tuhan semesta alam
Untuk benar-benar dalam hidup

Murabbi…
Pernah kah kau merasa lelah pada kami?
Pernah kah kami mengecewakan mu dan membuat mu marah?
Kami tidak tahu Murabbi
Yang kami tahu kau selalu tersenyum menghadapi kami
Sungguh hebat

Murabbi…
Terimakasih
Ucapan ini yang hanya bisa kami beri disetiap Liqo
Bahkan mungkin kami lupa untuk itu
tapi maafkan kami murabbi
jauh dari lubuk hati kami selalu kagum dengan mu

Murabbi…
Doa kami untukmu
Allah akan memberikan balasan atas semua pengorbananmu
Menerangi kehidupan kedua mu
Seperti kau telah menerangi hutan gelap menuju jalan Allah
Yang mempermudah kami berjalan di jalan yang telah diajarkan Rasulullah
Yaitu jalan yang lurus menuju surga-Nya

Murabbi…
Satu kata untukmu
“Kami mencintaimu”.
Oleh: Nurdin Hidayatullah

Minggu, 02 Juni 2013

The Billionaire a.k.a Top Secret


TheBillionaireMovie
The Billionaire a.k.a Top Secret adalah salah satu film kisah nyata yang menguak rahasia sukses seorang miliarder muda bernama Top Ittipat dari Thailand, yang mana merupakan seorang pembuat snack rumput laut yang memiliki ciri kas rasa tersindiri dan mampu mengantarkan snak buatannya ini ke banyak negara. Nama dari snak itu adalah Tao Kae Noi, suatu snak yang di temukan diumur dia yang masih terbilang remaja yaitu 19 tahun.
Awal mula sebelum ia menjadi seorang pembuat snack Tao Kae Noi , ia adalah seorang pemain game online handal yang dari kehandalanya itu lah dia menyalah gunakan akun-akunnya dengan  menjual item-item game online-nya dengan uang nyata berupa Dollar yang mana ini adalah satu tindakan yang dilarang. Hingga dari kegemarannya itu dia tengah mampu membeli sebuah mobil di saat dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Namun nasib sial menimpanya perilaku illegal itu diketahui pihak server game online tersebut dan menghapus akun-akun game yang dimiliki Top. Ini suatu hal yang berat bagi Top dengan kehilangan mata pencahariannya itu. Tapi Top tidak putus asa untuk tetap bisa mendapatkan uang. Suatu ide muncul saat dia tengah berjalan-jalan ke suatu toko elektronik, disana didapatinya suatu DVD Player yang menurut dia layak untuk di perjual belikan dan di bisniskan. Pada saat itu dia menjual komputer-komputer yang ada di kamarnya untuk membeli banyak unit DVD Player dan bermaksud untuk menjualnya kembali. Tapi saat setelah dibeli dan dicoba ternyata DVD Player yang Ia beli itu adalah palsu, terlihat saat dia ingin mempromosikan DVD Player-nya  itu pada keluarganya, sekali  saja buka DVD Player itu langsung rusak. Keluarga Top sangat tidak setuju untuk Top berbisnis di usia nya yang masih dini. Harapan keluarganya adalah dia di terima di perguruan tinggi negeri, belajar dengan giat dan mendapatkan prestasi serta lulus sarjana seperti kakaknya yang saat itu sudah dapatkan pekerjaan di Cina. Lalu pada waktu itu ayahnya membujuk dia untuk tetap melanjutkan studinya dan menyadarkan  Top yang tengah kesal dengan berkata “Realita itu tidak semudah bermain game, banyak yang gagal”. Ayahnya memberikan 1 gepok uang untuk dia mendaftar di perguruan tinggi swasta karena di perguruan tinggi negeri ia sudah tidak diterima. Tapi Top menolaknya dan berkata “Saya bukan karyawan ayah!”. Dia tidak ingin merepotkan orang tuanya dalam urusan perkuliahan hingga suatu malam ia mengendap-endap masuk ke ruang kerja ayahnya dan mengambil jimat keberuntungan milik ayahnya yang bermaksud untuk digadaikan dan akan diambil kembali saat ia tengah memiliki uang gantinya. Uang tersebut ia pergunakan untuk membayar uang masuk perguruan tinggi swasta.
Sekarang ia sudah berkuliah, tapi walaupun begitu adanya jiwa bisnisnya tidak pernah bisa hilang. Dia akan tetap mengejar tujuan utamanya yaitu kesuksesan hidupnya dengan caranya sendiri. Ada satu kata dari seorang dosen yang ia sangat yakini  dan memberikan satu spirit yang kuat dalam dirinya yaitu “Bila kitaberfikir kaya, maka kita akan kaya. Bila kita berfikir sukses, maka kita akan sukses” begitu lah bunyinya. Kemudian selanjutnya ia memulai kembali usahanya dengan berbisnis menjual kacang has Thailand. Ide ini ia temukan di acara Food Expo saat ingin mendapatkan sarapan geratis dengan sekedar icip-icip makanan yang di pamerkan hingga ia mendapati suatu mesin moderen pemasak kacang has Thailand dan langsung membelinya saat itu juga
Sebelum memulai bisnis kacang has Thailand ini, ia melalukan survei lapangan dengan mencari tahu bagaimana cara-cara memasak kacang yang benar pada para penjual-penjual kacang di pinggir jalan. Setelah itu baru memulai mencoba dengan memasak kacang sendiri, banyak hal yang dia lakukan hingga rasa kacangnya bisa memberikan rasa yang lebih enak dibandingkan dengan kacang yang dijual orang lain yang mana terbukti dari pujian ibu , ayah dan pamannya sediri. Top memulai bisnisnya itu dengan menyewa tempat langsung di dalam mall dan karyawan pertamanya adalah pamannya sendiri. Untuk awal bisnis kacangnya tidak laku walau paman Top sudah teriak sana sini untuk menawarkan kacangnya pada pengunjung mall. Top sama sekali tidak menyerah, dan Top kini mengganti lapak sewanya di depan pintu masuk dan berharap pengunjung yang datang bisa melihat dan tertarik pada jualannya itu. Benar, hal ini sukses menarik pembeli yang lumayan banyak pada Top. bukan hanya kacangnya saja yang enak tapi tempat jualan pun mempengaruhi. Top begitu senang dan belum beberapa hari dagangannya laku banyak ia membuat beberapa cabang lagi dan berharap akan memberikan penghasilan yang berlipat-lipat. Namun tidak lama kemudian Top mendapatkan teguran dari pihak pemilik mall bahwa asap yang di timbulkan pemasak kacangnya tersebut menyebabkan dinding atas mall menjadi hitam dan kotor. pihak mall membuat perjanjian  akan mencabut kontrak terhadap sewa lapaknya  apabila Top tidak bisa membesihkan dan mencat ulang dinding atas samapai besok pagi. Top tidak menyerah dan mengalah dia membersihkannya dengan mencat dinding atas mall setelah mall tutup. Dia berani tidak tidur semalaman untuk itu walau usahanya gagal. Kurang sedikit lagi tercat semua, security menghampirinya dan berkata bahwa waktunya tengah habis dan kontrak di cabut. Disini Top sangat kesal dan menangis, dia kesal karena target kerjanya tidak tercapai. Setelah itu Top masih dalam keadaan kesal dan tangis ibundanya menyampaikan suatu hal yang membuat Top semakin drop. Dikatakan bahwa ayah dan ibu Top akan pindah ke cina karena rumah keluarganya akan disita pihak bank atas hutang ayahnya yang sangat besar dan tidak bisa di lunasi lagi.  Top dimintai ikut bersama kedua orangtuanya namun Top tetap menolaknya karena keyakinan dia akan suatu kesuksesan yang bisa diraihnya dengan usahanya sendiri. Top kini tinggal bersama pamannya yang sekaligus menjadi partner kerjanya yang baik dan setia menemani Top.
Kesedihan yang amat dalam Top rasakan, bahkan dia tidak peduli lagi denga kuliahnya bahkan kekasihnya yang sudah ia abaikan. Tapi kemudian hari ia bertemu dengan kekasihnya di suatu tempat dan serentak kekasihnya mendorong jatuh Top dan memaki-maki Top karena telah mencampakkannya. Tapi saat itu Top tidak bisa berkata apa-apa dia hanya memeluk kekasihnya lalu kekasihnya pun luluh dan menanyakan apa yang sudah terjadi pada Top. Top menceritakannya di dalam mobil dengan mengajak kekasihnya berjalan-jalan, di saat perjalanan itu kekasihnya memberikan 1 toples cemilan dari dalam tasnya yaitu snak rumput laut yang gurih namun susah untuk mendapatkannya. Inilah usaha terkahirnya sebelum mencapai kesuksesannya. Dari rumput laut pemberian kekasihnya itu la hide brilian Top muncul lagi dengan membuat suatu makanan ringan rumput laut yang gurih dan lezat. Top mmencoba membeli beberapa rumput laut mentah untuk digoreng di rumah sebagai percobaan. Dalam percobaan itu Top tak hanya sendiri melainkan ditemani sang paman yang setia mendukung apa saja yang menjadi ide-ide brilianya Top. Tidak tahu mengapa percobaannya gagal, semua rumput laut yang digoreng rasanya pahit. Sudah digoreng dengan beberapa banyak metode tetap rasanya pahit dan tidak nyaman. Hingga suatu saat ketika Top tidak sedang di rumah hujan turun sangat lebat dan membasahi sebagian dapur rumah Top yang tidak beratap hingga mengakibatkan paman Top terjatuh ketika ia tengah menggoreng rumput laut dan kepalanya berdarah. Top mendapati pamannya saat setelah top tiba di rumah dan membawanya langsung kerumah sakit namun untungnya paman Top baik-baik saja. Kini paman Top harus dirawat sementara di rumah sakit, lalu kini Top sendirian yang akan mencoba menggoreng ruput laut mentah yang sudah habis berkotak-kotak banyaknya namun tidak pernah berhasil mendapatkan rasa yang gurih dan enak seperti dengna apa yang pernah kekasihnya beri saat di mobil tempo hari. Sesamapinya di dapur didapatinya kotak-kotak rumput laut habis tak berisi lagi. Tapi Top mendapatkan 1 bungkus rumput laut di lantai yang kebasahan terkena air hujan malam itu. Denga berharap suatu keberhasilan akan datang di sisa-sisa rumput laut terakhirnya ia menggoreng rumput laut basah itu kedalam penggorengan. Dengan hati-hati ia menggoreng dan mencicipi langsung rumput laut tersebut setelah masak. Lau apa yag terjadi? Percobaanya berhenti sampai disitu, di rasakan kini rumput laut yang gurih dan lezat telah bisa ia buat dengan sempel terakhir yang basah kehujanan ini membukakan jalan cara membuat snack rumput laut yang gurih dan nikmat. Ia memamerkan ini ketika pamannya telah sembuh dan memulai bisnis snack ini dengan menciptakan pabrik pembuatannya di dalam gudang kosong yang tidak terpakai lagi. Dia merenovasi gudang itu higga layak pakai sebagai pabrik. Dia mulai mencari motede-metode yang di butuh ke tahap pembungkusan rumput laut yang di dapatnya dari seorang Rektor di universitas tempat ia berkuliah dulu. Ia membungkusnya dalam bentuk sederhana dan siap menawarkan produknya itu pada salah satu jaringan toko kelontong (convenience store) terkenal asal Amerika saat itu adalah 7-Eleven. Top mengalami penolakan karena desain bungkus snaknya terlalu sederhana dan tidak menarik. Namun ia berikutnya mengganti bugkus dan menawarkannya kembali produknya pada pemegang 7-Eleven di Thailand saat itu. Dengan beberapa proses dan kejadian produk Top di terima. Kini tinggal survey pihak 7-Eleven terhadap pabrik yang menjadikan produk snack rumput lau tersebut. Disana ada keritik dan kekurang yang hampir bisa membatalkan di terimanya produk Top di 7-Eleven. Di jelaskan bahwa pabrik yang dimiliki Top jauh dari kata higienis dan sehat. Namun Top tetap meyakinkan akan segera memperbaikinya. Setelah perbaikan, survey berikutnya Top diterima untuk memasukkan produknya di 7-Eleven dan harus mengirimkan barangnya pagi-pagi sekali ke gudang pengiriman di seven eleven. Pada saat itu untuk semalaman penuh para karyawan bekerja keras membuat produk Toi Kae Noi dan baru menyelesikannya hingga subuh hari. Sedang Top tengah tertidur di atas bangku karena kelelahan. Pada saat waktunya pengiriman mereka semua bergegas memasukkan semua hasil produknya kedalam mobil pengangkut dan berharap cemas agas tidak terlambat sampai tujuan. Mobil melaju kencang dan sampai lah di Gudang Pengiriman produk-produk dari perusahaan-perusahaan lainnya. Namun sesampainya disana Top dinyatakan terlambat dan barangnya dinyatakan tidak bisa di terima lagi oleh petugas disana. Top tidak ingin perjuangannya harus hancur di sana, dia mencoba memberikan alasan-alasan agar barangnya tetap bisa diterima dimana barang-barang itu juga baru selesai dikerjakan subuh tadi. Tapi akhirnya Top berhasil membujuk pihak petugas dan sebagai orang baru di 7-ElevenTop di maafkan dan diperbolehkan kembali untuk produknya diterima di 7-eleven. Kini kebahagiaan Top mulai terlihat, perjuangan Top pun mulai membuahkan hasil yang sangat memuaskan dengan diterimanya Toi Kae Noi di 7-Eleven. Karena 7-Eleven merupakan salah satu Convenience Store terkenal di berbagai Negara dengan pasar terbesar yaitu Amerika dan Jepang hingga kini Top mampu meraih uang banyak dengan omset milliayaran rupiah. Dan di umurnya yang ke 26 tahun Top dikabarkan tengah memiliki Tambak rumput laut yang cukup luas.
TaoKaeNoiOwner
Foto asli dari Top Ittipat dan produk andalannya
Begitu hebat bukan kisah suksesnya? Dia pun pernah menyampaikan sesuatu pada pamannya “Jangan patah semangat dengan apapun yang terjadi, Jika kita menyerah maka habislah sudah“. Dia juga membuktikan  bahwa tidak cukup hanya sekedar pendidikan menciptakan kesuksesan tapi peran terbesar adalah hasrat dan kerja keras yang tidak boleh kian putus hingga bisa mencapai kesuksesan walau tanpa  berkuliah.

Sabtu, 11 Mei 2013

Pergi ke Pasar Lembang



Pada saat kira-kira masih umur enam tahunan ada sebuah kegiatan rutin yang kira-kira 1-2 kali sebulan ibu pasti pergi ke pasar induk di kawasan Lembang. Bisa di bilang kegiatan yang sangat langka sebenarnya untuk hal seperti pergi kepasar saja. Tapi ini dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, dan laukpauk lainnya. Kami tidak berbelanja itu apabila pergi kepasar Lembang karena kebutuhan sehari-hari sudah bisa kita dapatkan dari para tukang sayuran keliling di desa, begitu juga keperluan lainnya sudah bisa dibilang cukup lengkap terdapat di desa saya waktu itu. Jadi, ke pasar Lembang itu khusus untuk mencari barang-barang yang tidak bisa didapat di desa Babakan Patrol tempat saya tinggal. Kegiatan ibu pergi kepasar itu adalah seperti membeli pakaian, alat rumah tangga dan juga seperti perhiasan emas dll. Ibu biasanya pergi bersama anak pertamanya nan manja dan cengeng ini, itulah karakter saya ketika masih kecil dulu. Untuk pergi ke pasar kita membutuhkan waktu kira-kira 30 menit menggunakan angkot yang berwarna orange, saya masih hapal sekali bentuk ankotnya. Untuk mendapatkan angkot biasanya kita harus keluar dulu dari desa menuju jalan raya sekitar 10 menit. Naik angkot adalah salah satu kesukaan saya dimana saya bisa merasakan enaknya naik mobil karena memang saya jarang sekali bisa naik mobil. Biasanya saya tidak pernah mau di pangku ibu saat naik angkot karena saya tidak bisa membuka jendela mobil dan menikmati perjalanan dengan melihat-lihat setiap sisi jalan yang  akan saya  lalui dengan hembusan angin yang di hembuskan dari kecepatan mobil yang sedang melaju.
Sesampainya di pasar hal yang ibu lakukan adalah pergi ke toko emas. Dimana hal ini lah yang sangat saya sebalkan. Kenapa, karena ibu bisa menghabis kan waktu hingga 30 menit atau bahkan 1 jam untuk memilah-milah perhiasan mana yang ingin ia beli atau tukar tambah. Jadi, ibu sewaktu dulu sering sekali berganti perhiasan atau tambah perhiasan. Di toko emas biasanya aku menampakkan muka bete dan sebalku akan perilaku ibu yang membuatku harus duduk bahkan berdiri dengan lamanya di tempat itu. Jika saya sudah tidak sabar lagi saya bisa merengek-rengek dan menarik-narik pakaian ibu hingga ibu bisa marah dan mencubitku. Ibu memang suka marah dan mencubit juga memukul pantat saya bila dia kesal akan tingkah saya. Kerena sudah lewat kesabaran saya, saya bisa menangis di tempat. Sesudah saya menangis barulah ibu membujuk saya untuk membelikan apa yang saya mau terlebih dahulu dan menunda acara pilah-pilih perhiasaannya setelah memenuhi kemauan saya. Yang biasanya saya cari di pasar adalah mainan, baju atau jam tangan. Barulah setelah itu ibu melanjutkan urusannya di toko emas sedang saya kini sibuk sendiri memandangi mainan baru atau jam juga baju baru. Selama apapun di sana saya tidak akan pernah mengeluh bahkan saya akan terlihat seperti anak manis yang setia menunggu urusan ibunya hingga selesai.
Jika ibu sudah selesai di toko emas, lanjut lagi kita berdua membeli barang-barang yang sudah di rencanakan untuk dibeli. Selama berbelanja biasanya ibu tidak pernah melepaskan tangan saya, ibu bilang takut kalau saya hilang di pasar, disamping itu juga saya anaknya penakut, jadi wajiblah tangan ibu selalu saya genggam selama perjalanan. Tidak cukup dengan haya membeli barang-barang, biasanya kita juga membeli buah-buahan dan makanan lainnya. Ada salah satu makanan favorit saya yang benar-benar saya cari bila saya pergi ke pasar tersebut. Makanan itu adalah Ikan Pindang yang rasanya manis, gurih, enak, lezat hingga apabila saya teringat makanan ini liur saya mendadak banjir di mulut. Pindang  tersebut adalah lauk saya makan di rumah nanti setelah pulang. Selain pindang makanan favorit kita adalah Bakso, kita biasanya mampir di tempat bakso tapi saya lupa nama tempatnya pedahal tempat itu cukup terkenal dengan keenakan baksonya. Kalo ibu sudah mampir ke tempat ini ibu seakan lupa kalo badannya itu melar. Selalu dipesannya bakso daging sapi yang berukuran besar dan di buatnya pedas sepedas-pedasnya. Keluarga ibu memang hobi makan pedas jadi tidak heran kalo ibu bisa membuat 1 mangkok bakso denga super pedas.
Selesai makan bakso kita akan bergegas pulang. Tapi ada satu lagi yang saya minta dan harus dipenuhi mau tidak mau oleh ibu, Ikan hias dekat terminal angkot. Sewaktu saya masih kecil hingga sekarang saya memang sangat menyukai ikan, apa saja jenis ikannya. Saya sering merengek untuk ibu membelikan saya ikan hias yang mahal, tapi ibu enggan member saya ikan mahal karena di rumah ujung-ujungnya ikan itu akan mati saya obok-obok dan ajak bermain. Jadi ibu biasanya hanya membelikan ikan yg  murah yaitu koki. Ikan yang imut dan memiliki perut buncit juga ekor yang anggun ini biasanya yang saya bawa pulang dari pasar. Tapi terkadang karena ibu tidak mau sia-sia dengan ikan yang dibeli, ibu membelikan saya ikan emas besar yang masih hidup dari pasar ikan. Jadi saat ikan itu mati saya bawa bermain masih bisa ibu masak untuk lauk makan. Ibu saya memang pintar. Apabila ikan telah dibeli baru lah ini waktunya kita pulang dengan belanjaan kita yang cukup bikin ibu bingung naik angkotnya. Kapan yah bisa kepasar itu lagi,kagen berat.

Kamis, 02 Mei 2013

Mencari Rumput Teki di Sukawana


 http://bandung.panduanwisata.com/files/2011/08/Jayagiri5.jpg 

Ini tentang pelajaran Biologi semasa saya masih kelas 6 SD. Pada saat itu ada pembahasan mengenai jenis-jenis perkembang biakan tumbuhan, salah satunya menjelaskan tentang perkembang biakan rumput teki yang dipaparkan bahwa perkembang biakannya  dengan cara geragih dan termasuk perkembang biakan vegetatif juga. Karena rumput teki adalah salah satu rumput yang baru  kita dengar dan lihat bentuknya di buku waktu itu, setelah kita pulang kita dapat tugas dari sang guru untuk mencari rumput teki tersebut di sekitar rumah kita masing-masing diharapkan kita bisa bennar-benar mengenalnya. Walau sudah melihat di buku bagaimana bentuk rumput teki dan penjelasannya tapi kita masih bingung rumput itu tumbuh di mana dan sebesar apa. Akhirnya kita membentuk kelompok dengan teman-teman untuk bekerja sama mencari rumput teki yang menjadi permasalahan waktu itu. Kurang lebih 6 orang sedang berunding untuk menentukan hari pencarian si rumput langka bagi kita saat itu ialah rumput teki yang memiliki daun panjang kecil dan berkembang biak dengan cara geragih . Akhirnya di sepakati minggu pagi dan pencariannya kita alokasikan di suatu tempat yang lumayan jauh dari rumah, mungkin bisa mencapai hampir satu jam untuk menempuhnya yaitu di suatu hamparan kebun teh  yang indah terletak di kawasan Sukawana. Satu pun dari kita tidak ada yang menolak walau jaraknya cukup jauh dan cukup sepi disana, tapi indah pemandangan dan sejuknya Sukawana yang membuat kita menyetujui langsung kesepakatan itu.
Hari minggu itu telah tiba dimana saya dan kawan-kawan tengah siap untuk menuju tempat dimana hamparan hijau nan indah itu berada. Sebelum sampai kawasan itu kita harus melalui jalan dimana jalan itu adalah jalan yang melalui pemakaman umum dan Desa Kancah yang merupakan desa tetangga sebelah paling dekat. Satu kendala bagi saya yang mana waktu kecil merupakan anak yang sangat penakut dan sangat percaya dengan sosok hantu harus melewati jalanan sepi yaitu pemakaman umum. Konon katanya sering ada hantu gentayangan dan dikatakan juga belum lama itu ada pembongkaran kuburan di sana. Informasi itu membuat saya semakin mengkerut, hingga di sepanjang jalan saya hanya berani jalan di tengah-tengah mereka, tidak mau di depan, di belakang maupun di pinggir. Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit kita menempuh perjalanan dan pemakaman umum itu tengah saya lewati dengan sedikit keringat dingin dan muka pucat karena ketakutan, desa Kancah pun kini sudah terlihat dengan nampaknya tanaman-tanaman bunga Ros liar di pinggir-pinggir jalan dan semak-semak yang berarti perjalanan menuju Sukawana pun sudah separuh perjalanan. Jalan yang waktu itu masih belum menggunakan aspal melainkan hanya bebatuan yang membuat jalanan terlihat tidak rata dan terjal itu tidak menjadi hambatan semangatnya kami ingin berjumpa dengan kebun teh indah Sukawana. Di benak kami kini yang tersirat hanya lah pemandangan indah dan sejuknya Sukawana bukan rumput Teki yang awalnya menjadi target kita berangkat kesana. Kini sedikit demi sedikit kita sudah melewati desa Kancah yang cukup ramai dengan penduduknya itu dan tengah terlihat sedikit demi sedikit hamparan hijau dan bau has kebun teh Sukawana yang selalu saya rindukan. Melihat kebun teh kita langsung berlarian dan berkejaran sembari bersorak kesenangan. Kita berlarian di sela-sela baris kebun teh yang meliuk-liuk dan turun naik. Sesekali kami melakukan perosotan bah perosotan anak TK saat menemukan terjal tinggi dan turun ke bawah, tak peduli celana menjadi kotor dan penuh tanah. sungguh gembiranya kami menikmati sejuk Sukawana tercinta itu, pemandangan yang membuat mata segar dan nyaman dengan di hiasi pula pemandangan kukuhnya gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara sukawana menambah indahnya dunia kami saat kami berada di sana. Anak-anak kecil ini lupa akan tugasnya mencari rumput teki yang kami fikir itu banyak terdapat di sana. Setelah cukup lama kami menikmati Sukawana akhirnya kami memutuskan untuk kembali focus pada tujuan si rumput teki. Walau sudah sampai di sana kami malah menjadi bingung dengan rumput teki yang seperti apa, begitu banyak macam ruput yang terdapat disana bahkan memiliki bentuk yang hampir sama. Kami berjalan-jalan menelusuri kebun teh tapi malah membuat kami semakin bingung dan kami merasa lelah akan rumput itu. Kami kini merasa kecewa karena diantara kami memang tidak yakin akan rumput-rumput yang berada di sana. Hari mulai sedikit panas dan haus sudah terasa karena diantara kami tidak ada yang berbekal air minum saat itu. Dengan rasa sedikit kesal dan capek akhirnya kami memutuskan untuk pulang dengan tangan kosong tanpa hasil sama sekali walau tugas harus di kumpul beberapa hari lagi. Tapi biarlah kita sudah menyerah akan rumput teki, yang pasti untuk hari itu adalah kegembiraan telah kami dapatkan lewat indahnya kebun teh sukawana. Andai aku bisa pulang ke kampung halaman pasti daerah pertama yang aku ingin temui itu adalah yakni Sukawan

Sepeda Bapak




Saat itu saya sedang berada di rumah nenek dan kakek tercinta, yang mana itu memang kegiatan sehari-hari saya saat masih terbilang mungil di umur saya yang kurang lebih 5 tahunan. Biasanya saya dititipkan di sana saat ibu saya sedang sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya atau bahkan karena keinginnan saya sendiri untuk berada di rumah nenek dan kakek yang bisa dibilang tidak terlalu jauh dari rumah. Suatu hal yang mengejutkan waktu itu, ada suara nyaring menyerupai suara burung dari rumah saya “what is that?” dalam hati saya bertanya. Apa mungkin bapak membeli seekor burung dengan suara senyaring itu. Saya sangat penasaran pada saat itu. Bergegas lah saya pulang dengan berlari dan tanpa pamit pada nenek dan kakek saya.  Sesampainya saya di rumah ternyata ada bapak yang baru saja pulang kerja membawa satu unit sepeda yang lumayan keren pada waktu itu, tapi saya masih penasaran apa yang berbunyi dengan sangat nyaring tadi sampai-sampai bisa saya dengar hingga rumah nenek dan kakek. Setelah bertanya pada bapak ternyata suara dari sepeda yang bapak saya bawa ini. Entah apa jenisnya saya kurang paham, Sepeda yang cukup kokoh itu memiliki bel yang sangat unik, berbunyi seperti suara seekor burung saat di tekan tombolnya, ada-ada saja bapak itu saya kira ada burung ajaib di rumah ternyata itu sepeda. Sepeda keren itu juga dilengkapi boncengan di belakanngnya sungguh menarik membuat saya ingin menungganginya dan mempamerkannya pada teman-teman, walau apalah daya dengan badan saya yang masih mungil itu. Sepeda yang bapak saya bawa waktu itu membuat saya merasa sangat senang, jarang-jarang juga penduduk kampung yang memiliki sepeda karena kampung saya dulu itu daerah pegunungan, jadi sepeda sangat lah langka. Orang-orang disana sangat suka berjalan kaki terkecuali memang ingin berpergian kepasar atau tempat yang cukup jauh lainnya.
Saya sangat lah memiliki sifat manja saat masih kecil denga baru saja melihat sepeda itu saya langsung merengek-rengek minta dibonceng pergi jalan-jalan pedahal saya tahu bapak baru saja pulang kerja, tapi bapak selalu bisa membujuk saya untuk bersabar katanya bapak masih capek. Jadi esok hari saja saya bisa mencoba duduk di pemboncengan sepeda itu. Dengan perasaan senang namun kecewa tidak bisa menungganginya saat itu juga saya menurut saja apa yang bapak minta, tapi tidak membuat saya untuk beranjak jauh dari sepeda tersebut hingga saya puas memandangi dan memegang-megannya.
Keesokan harinya bapak tidak berangkat kerja, kegiatan bapak saat pagi itu membuatkan saya minuman sereal Energen yang walau pun saya tidak suka susu saat masih kecil. Sedang ibu membuat nasi goreng kesukaan saya dan bapak di dapur. Sungguh saya rindu masa-masa itu dimana saya masih bisa berkumpul dan dapat kasih sayang yang hangat dari bapak dan ibu. Saya tidak bisa makan banyak saat itu karena dalam otak saya masih penasaran bagaimana rasanya diboncengi bapak dengan sepeda itu. Saya adalah tipikal anak yang tidak bisa di kasih janji lalu saya akan menagih-nagih janji itu sampai janji itu ditepati. Ya, saya merengek-rengek lagi meminta bapak mengajak saya berjalan-jalan dengan sepeda barunya itu. Untuk rengekkan kali ini bapak tidak menolaknya karena mungkin bapak memang ingin juga membawa anaknya jalan-jalan dengan sepeda barunya. Hati ini bersorak ria akhirnya yang saya tunggu-tunggu semalaman bisa saya rasakan.
Setelah sarapan selesai bapak langsung mengajak saya bersiap-siap mengenakan jaket karena daerah kampung saya udaranya sangatlah dingin apalagi di pagi hari. Saya segera bergegas dengan semangatnya meminta pasangkan jaket di badan saya pada ibu tercinta.  Kini telah siap saya untuk bisa duduk di pemboncengan itu dimana bapak lah seorang pengemudinya. Setelah naik dan duduk saya berpegang erat pada jok sepeda yang memiliki per di bawahnya, sedang bapak masih memegang sepeda dan belum menungganginya . Ibu saat itu menaruh hawatir pada saya, terlihat dari pesan-pesan ibu yang mengharapkan  kaki saya supaya berhati-hati untuk tidak samapai masuk di jeruji sepeda karena pasti kaki mungil anaknya tercinta ini bisa terluka.
Ini saatnya kini bapak pamit membawa saya berjalan-jalan dengan sepedanya walau saya belum tau bapak ingin membawa anaknya ini kemana. Dengan semangat pula bapak segera menjalankan sepedanya dengan kata-kata has bapak dulu saat kemana pun bapak mmembawa saya pergi, bapak selalu bilang “Come on baby let’s go!” atau satu kata lagi “come here my friend”  itu kata-kata bujukan dan kata-kata sayang saat bapak ingin menenangkan saya dari tangis saya karena di marah ibu atau saat saya kesal dan kesakitan.
Kini sepeda pun berjalan dengan perlahan karena bapak sangat hati-hati membawa anak pertamanya pada saat itu. Hati saya sangat berbunga-bunga dan bahagia bisa manikmati nyamaannya naik sepeda dengan pemandanga kampung saya yang cukup indah. Di perjalanan saya bertanya hendak kemana pada bapak, kita ke Curug Cimahi jawabnya semabari menggenjot sepedanya itu. Curug Cimahi adalah salah  satu tempat di mana kita bisa melihat bayak monyet di sana, apa lagi saat setelah hujan, entah kenapa mereka pada keluar saat setelah hujan. Dengan jawab bapak waktu itu menambah rasa bahagia saya selain saya bisa naik sepeda saya akan pergi melihat monyet karena waktu kecil saya sangat suka melihat binatang sampai-sampai kegiatan rutin liburan setelah hari raya pun saya tidak pernah absen dari kebun binatang. Dunia terasa indah saat itu aku semakin sayang pada bapak yang selalu memanjakan anaknya ini dan selalu penuhi apa yang anaknya ini mau mainan di setiap bapak pulang kerja, pakaian, sepatu, sandal hingga makanan-makanan yang sekiranya bisa membuat saya lahap makan karena saat itu saya tergolong anak kecil yang susah makan. Perjalanan yang indah itu tidak memakan waktu panjang, kira-kira hanya 30 menit, dimana yang saya lakukan hanya perpegangan pada pinggang bapak dan tidak berani bergerak lebih karena mengingat-ingat pesan ibu dari rumah tadi. Perjalanan cukup membuat pegal dikaki dan sedikit panas di bokong saya tapi tidak terhiraukan dengan senangnya hati saya saat itu. Perjalanan tengah selesai terlihatlah Suatu curug ( jurang ) dari tepi jalan yang memiliki pemandangan indah dengan banyak pepohonan dan sesekali terlihat ada beberapa monyet bergelantungan di rantingnya.  Sejuk sekali saat itu terlebih lagi sejuk dalam hati saya merasakan kebahagiaan bersama bapak tercinta menikmati perjalanan dengan sepeda baru dan pemandangan indah Curug Cimahi. Sangat terkenang dan membekas kebahagiaan itu dalam hati saya hingga saat ini, ingin sekali hati ini mengulang kejadian itu bersama bapak tercinta. Terimakasih kepada sepeda kerennya bapak.